Pages

Minggu, 13 November 2011

Permintaan dan Penawaran


Permintaan (Demand)

Permintan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada
suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan
tertentu dan dalam periode tertentu.

Beberapa Penentuan Permintaan
Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang
ditentukan oleh faktor-faktor,diantaranya :
1. Harga barang itu sendiri (Px)
2. Harga barang lain ( Py)
3. Pendapatan konsumen (Inc)
4. Cita rasa (T)
5. Iklim (S)
6. Jumlah penduduk (Pop)
7. Ramalan masa yang akan datang (F)

Hukum Permintaan (the low of demand)
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis
yang menyatakan :
“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut
dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau
naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya
apabila harga turun jumlah barang meningkat.

(Qd = F.(Px, Py, Ine,T,S, Pop,F)

Daftar Permintaan
Daftar permintaan ialah suatu tabel yang memberi gambaran dalam
angka-angka tentang hubungan antara harga dengan jumlah yang diminta
masyarakat. Ia menggambarkan besarnya permintaan yang ada pada
berbagai tingkat harga.

Kurva Permintaan
Kurva Permintaan dapat didefinisikan sebagai :
“Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu
barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para
pembeli.”
Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun
dari kiri ke kanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat
hubungan antara harga dan jumlah yang diminta yang mempunyai sifat
hubungan terbalik.

Teori Permintaan
Dapat dinyatakan :
“Perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya yaitu apabila
permintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan
turun, maka harga relatif akan turun.”

Gerakan sepanjang “dan perubahan kurva permintaan
Gerakan sepanjang kurva permintaan
Perubahan sepanjang kurva permintaan berlaku apabila harga barang
yang diminta menjadi makin tinggi atau makin menurun.

Pergeseran kurva permintaan
Kurva permintaan kan bergerak kekanan atau kekiri apabila terdapat
perubahan – perubahan terhadap permintaan yang ditimbulkan oleh faktorfaktor
bukan harga, sekiranya harga barang lain, pendapatan para pembeli
dan berbagai faktor bukan harga lainnya mengalami perubahan, maka
perubahan itu akan menyebabkan kurva permintaan akan pindah ke kanan
atau ke kiri.


Penawaran (Supply)

Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual
pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat harga
tertentu.

Penentuan – penentuan Penawaran
Keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada
berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor. Yang tepenting
adalah :
1. Harga
2. Harga barang lain
3. Biaya faktor produksi
4. Teknologi
5. Tujuan perusahaan
6. Ekspektasi (ramalan)

Secara matematis
Qs = F (Px, Py, Fp, T1 ............... )

Persamaan penawaran Qs = a + bp

Hukum Penawaran
Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa :
“Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang
tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah
harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang
ditawarkan.”



Konsep Dasar Elastisitas
Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran.
Dalam bidang perekonomian daerah, konsep elastisitas dapat digunakan untuk memahami dampak dari suatu kebijakan. Sebagai contoh, Pemerintah Daerah dapat mengetahui dampak kenaikan pajak atau susidi terhadap pendapatan daerah, tingkat pelayanan masyarakat, kesejahteraan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, dan indikator ekonomi lainnya dengan menggunakan pendekatan elastisitas. Selain itu, konsep elastisitas dapat digunakan untuk menganalisis dampak kenaikan pendapatan daerah terhadap pengeluaran daerah atau jenis pengeluaran daerah tertentu. Dengan kegunaannya tersebut, alat analisis ini dapat membantu pengambil kebijakan dalam memutuskan prioritas dan alternatif kebijakan yang memberikan manfaat terbesar bagi kemajuan daerah.
Elastisitas dapat mengukur seberapa besar perubahan suatu variabel terhadap perubahan variabel lain. Sebagai contoh, elastisitas Y terhadap X mengukur berapa persen perubahan Y karena perubahan X sebesar 1 persen.
Elastisitas Y terhadap X= % perubahan Y / % perubahan X
Untuk memudahkan pemahaman terhadap konsep tersebut, berikut ini akan dibahas berbagai jenis elastisitas. Pembahasan elastisitas ini dijelaskan dalam konteks pasar, yaitu antara permintaan dan penawaran barang. Dengan memahami konsep tersebut, Pemerintah Daerah nantinya akan mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam pemerintahan daerah sesuai konteks yang dihadapi, baik dalam hal Pemerintah Daerah menjadi penyedia barang dan jasa publik maupun dalam berbagai kondisi lainnya.
Elastisitas Permintaan (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas permintaan adalah tingkat perubahan permintaan terhadap barang/jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang/jasa tersebut. Besar atau kecilnya tingkat perubahan tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang disebut koefisien elastisitas permintaan.
Macam-macam Elastisitas Permintaan
Berdasarkan nilainya, elastisitas permintaan dapat dibedakan menjadi lima, yaitu permintaan inelastis sempurna, inelastis, elastis uniter, elastis, dan elastis sempurna.

1. Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0)
Permintaan inelastis sempurna terjadi ketika perubahan harga yang terjadi tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan.

2. Permintaan Inelastis (E < 1)
Permintan inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada                          perubahan permintaan. Nilai E < 1, artinya kenaikan harga sebesar 1 persen hanya diikuti penurunan jumlah yang diminta kurang dari satu persen, sebaliknya penurunan harga sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan jumlah barang yang diminta kurang dari 1 persen.

2. Permintaan Inelastis (E < 1)
Permintan inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada    perubahan permintaan. Nilai E < 1, artinya kenaikan harga sebesar 1 persen hanya diikuti penurunan jumlah yang diminta kurang dari satu persen, sebaliknya penurunan harga sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan jumlah barang yang diminta kurang dari 1 persen.

3. Permintaan Elastis Uniter (E = 1)
Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaansebanding dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas permintaan uniter adalah satu (E = 1), artinya kenaikan harga sebesar 1 persen diikuti oleh penurunan jumlah permintaan sebesar 1 persen, dan sebaliknya.

4. Permintaan Elastis (E > 1)
Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga. Koefisien permintaan elastis bernilai lebih dari satu (E > 1), artinya kenaikan harga sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan jumlah permintaan lebih dari 1 persen, dan sebaliknya.

5. Permintaan Elastis Sempurna (E = ~)
Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga.


Elastisitas Permintaan dan Total Penerimaan
Perhitungan elastisitas biasanya dimanfaatkan oleh pengambil keputusan yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan. Secara sederhana, total penerimaan dapat didefinisikan sebagai perkalian antara harga dengan kuantitas barang dan jasa yang terjual, misalnya jumlah pendapatan yang diterima sebagai hasil dari penjualan barang dan jasa. Total penerimaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
TR = P x Q

Keterangan:
TR: total penerimaan
P: harga output
Q: kuantitas/jumlah output


Salah satu faktor yang menentukan total penerimaan produsen adalah perubahan permintaan. Untuk mengetahui perubahan total penerimaan terhadap perubahan permintaan ditentukan oleh elastisitas permintaannya. Perbedaan tingkat elastisitas permintaan akan menentukan besarnya total penerimaan.

1. Permintaan Elastis
Ketika bentuk permintaan suatu barang adalah elastis, maka perubahan kecil dalam harga barang tersebut akan mengakibatkan perubahan total penerimaan yang relatif lebih besar. Sebagai contoh, perusahaan melakukan kebijakan penurunan harga produknya. Jika bentuk permintaan produk tersebut adalah elastis berarti konsumen sangat responsif terhadap perubahan harga. Penurunan harga walaupun kecil akan direspon oleh konsumen dengan membeli barang tersebut dalam jumlah yang relatif banyak. Dengan bentuk permintaan yang elastis, maka keputusan produsen untuk  menurunkan harga produknya akan potensial meningkatkan total penerimaan.
2. Permintaan Inelastis
Dengan bentuk permintaan yang inelastik, perubahan harga hanya memberikan pengaruh yang kecil terhadap perubahan barang yang diminta, sehingga apabila produsen menetapkan kenaikan harga yang cukup tinggi sekalipun, permintaan terhadap barang tersebut tidak terlalu berubah. Pada kondisi ini, produsen dapat memperoleh tambahan penerimaan dengan menaikkan harga.
3. Permintaan Elastis Uniter
Apabila permintaan suatu barang adalah elastis uniter maka kenaikan (penurunan) harga akan direspon secara proporsional dengan penurunan (peningkatan) jumlah yang diminta. Oleh karena itu, baik produsen melakukan peningkatan atau penurunan harga, jika elastisitas barang adalah elastis uniter maka total penerimaannya konstan.Dengan  kata lain, peningkatan ataupun penurunan harga tidak merubah total penerimaan produsen.


Penerapan Analisis Elastisitas
Konsep elastisitas dapat diimplementasikan secara luas dalam bidang keuangan daerah. Berikut ini akan dipaparkan beberapa contoh penggunaan konsep elastisitas yang biasa digunakan dalam cabang ekonomi publik, terutama mengenai dampak pemungutan pajak dan program subsidi yang dilakukan oleh pemerintah.
Pajak
Diasumsikan bahwa produksi mobil memiliki struktur biaya tetap sehingga kurva penawaran mobil sejajar dengan sumbu horisontal sebagaimana terlihat dalam Gambar 11. Sebelum dikenakan pajak penjualan, harga mobil sebesar P dan keseimbangan terjadi pada kuantitas mobil Q1 (titik potong kurva penawaran S dengan kurva permintaan D). Setelah produksi mobil dikenakan pajak penjualan dengan tarift, maka kurva penawaran S bergeser ke atas menjadi S’ dengan tingkat harga (1 + t) P. Kenaikan kurva penawaran tersebut mengakibatkan keseimbangan pasar terjadi pada kuantitas mobil yang lebih kecil, sebesar Q2. Penerimaan pemerintah dari pajak penjualan mobil sebesar area abeIc.
Akibat adanya pajak penjualan sebesart, harga mobil yang mula-mula P naik menjadi (1 + t) P yang berarti konsumen membayar mobil dengan harga yang lebih tinggi. Karena kurva penawaran sejajar dengan sumbu datar (elastis sempurna) maka sebenarnya seluruh beban pajak ditanggung oleh konsumen, meskipun yang membayar pajak penjealan kepada pemerintah adalah produsen. Jadi produsen mobil yang selaku pihak wajib pajak dapat menggeserkan beban pajak penjualan kepada konsumen dengan cara menaikkan harga penjualan.
Jumlah surplus konsumen dengan penerimaan pajak sebesar area aeId, sedangkan jumlah surplus konsumen mula-mula sebesar area aed. Dalam hal ini, produsen menggeser seluruh beban pajak kepada konsumen karena surplus konsumen berkurang. Sementara itu selisih area sebesar beeI yang tidak diterima oleh siapapun yang merupakan kerugian akibat pengenaan pajak yang umum disebut sebagai excess burden.
penawaran suatu barang, akan semakin kecil kemampuan produsen untuk menggeserkan beban pajak kepada konsumen.
Dari sisi kurva permintaan, semakin elastis kurva permintaan suatu barang, semakin kecil beban pajak yang dapat digeserkan oleh produsen kepada konsumen. Sebaliknya, semakin tidak elastis kurva permintaan barang tersebut, semakin besar beban yang dapat digeserkan oleh produsen kepada konsumen.


Subsidi
Subsidi komoditas telah menjadi bagian yang penting dalam sistem fiskal di banyak negara, termasuk Indonesia. Subsidi disebut pula sebagai pajak negatif (negative tax). Seperti halnya pajak, subsidi dapat menimbulkan excess burden. Untuk mengilustrasikan dampak subsidi terhadap kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pada Gambar 13 dengan mengambil contoh pemberian subsidi pada komoditas makanan pokok beras.
Diasumsikan bahwa permintaan beras mengikuti garis permintaan D Penawarannya diasumsikan elastis sempurna mengikuti garis horisontal S. Dengan kurva penawaran S dan kurva permintaan D, menghasilkan tingkat keseimbangan e yang berarti bahwa pada tingkat harga P maka kuantitas barang yang diminta sebesar B1.
Misalkan harga beras H di pasaran dianggap terlalu mahal oleh pemerintah, maka pemerintah memberikan subsidi terhadap barang tersebut agar seluruh masyarakat terutama masyarakat yang tergolong miskin dapat memenuhi kebutuhan primernya. Subsidi yang dilakukan pemerintah tersebut menyebabkan kurva penawaran S bergeser ke bawah menjadi S’ dan harga beraspun turun menjadi (1-s) P. Dengan penurunan harga tersebut akan meningkatkan kuantitas beras yang diminta menjadi B2.
Jika tujuan pemerintah melakukan subsidi adalah meningkatkan jumlah konsumsi maka program tersebut telah sukses dilakukan. Namun jika tujuan kebijakan adalah memaksimisasi kemakmuran, maka kebijakan tersebut harus dilihat lebih komprehensif lagi. Sebelum diberi subsidi, surplus konsumen sebesar mne dan setelah diberi subsidi menjadi mqe’. Keuntungan yang diperoleh konsumen meningkat sebesar qe’en. Dalam kasus ini, manfaat subsidi sepenuhnya dinikmati oleh konsumen. Meskipun demikian, jika melihat biaya yang dikeluarkan untuk program subsidi sebesar qe’vn, maka dapat disimpulkan bahwa biaya program subsidi dalam kenyataannya melebihi manfaat yang dihasilkan.
Apabila kurva penawaran lebih elastis daripada kurva permintaan, maka bagian dari subsidi tersebut yang dapat dinikmati oleh produsen akan semakin besar dan semakin besar pertambahan jumlah barang yang dapat ditawarkan oleh produsen. Sebaliknya, apabila

0 komentar:

Posting Komentar