Pengertian iLmu Ekonomi
Istilah ‘ekonomi’ berasal dari bahasa Yunani
oikonomia, yaitu gabungan kata oikos-nomos. Oikos berarti rumah tangga,
sedangkan nomos berarti aturan. Oikonomia mengandung arti aturan yang berlaku
untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga.
Secara istilah, ilmu ekonomi yaitu ilmu yang
mempelajari berbagai tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.
Berdasarkan ruang lingkupnya, ilmu ekonomi terbagi
dalam kedua kajian yakni Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro. Adapun pengertiannya
yaitu sebagai berikut :
Ekonomi Mikro
Ekonomi Mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
menganalisa bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian (dalam
lingkup kecil) seperti harga, biaya produksi, perilaku produsen, perilaku
konsumen, permintaan, penawaran, teori produksi, elastisitas, dan lain-lain.
Ekonomi mikro mempelajari bagaimana rumah tangga individual
atau perusahaan pengambil keputusan dan melakukuan interaksi di pasar tertentu.
Contohnya seperti bagaimana harga suatu barang terbentuk? Bagaimana menentukan
harga? Bagaimana memproduksi untuk mencapai tingkat paling efisien? Bagaimana
perusahaan memperoleh laba maksimum? Bagaimana konsumen memperoleh kepuasan
maksimum?
Ekonomi Makro
Ekonomi Makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
menganalisis kegiatan perekonomian secara keseluruhan (dalam lingkup luas)
seperti inflasi, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan
fiskal, kebijakan moneter, neraca pembayaran, investasi, dan lain-lain.
Ekonomi Makro mengkaji fenomena perekonomian secara
menyeluruh atau luas. Contoh : inflasi, pengangguran, pendapatan nasional,
kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca,
pembayaran, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.
Kedua kajian tersebut pada dasarnya adalah menjelaskan
mekanisme dari kegiatan ekonomi.
Adapun jenis-jenis analisis ilmu
ekonomi yaitu sebagai berikut :
Teori Ekonomi (Analysa Economic), yakni ilmu
yang menerangkan hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi kemudian merumuskan
hubungan-hubungan itu dalam suatu hokum ekonomi. Contoh : Hukum Permintaan (Jika
harga suatu barang naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang. Jika
harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan bertambah),
Hukum Penawaran (Jika harga barang naik maka jumlah yang ditawarkan akan
bertambah. Jika harga barang turun maka jumlah yang ditawarkan akan berkurang),
Teori Produksi, dan lain-lain.
Ekonomi Deskriptif (Descriptive Economics),
yakni ilmu yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari wujud dalam
perekonomian. Contohnya seperti keadaan petani di Jawa Tengah, inflasi yang
meningkat pada tahun 1998, dan lain-lain.
Ekonomi terapan (Aplied Economics), yakni ilmu
ekonomi yang mengkaji tentang kebijakan-kebijakan yang perlu dilaksanakan dalam
mengatasi masalah-masalah ekonomi. Contoh : Ekonomi Moneter, Ekonomi Koperasi,
Ekonomi Perusahaan, dan lain-lain.
Pada intinya, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengakui
realitas kelangkaan lalu memikirkan cara mengorganisasikan masyarakat dalam
suatu acara yang menghasilkan pemanfaatan sumber daya ekonomi yang paling
efisien. Disinilah ilmu ekonomi memberikan kontribusinya (sumbangan) yang unik.
Pengkajian ilmu ekonomi dilakukan dalam dua tingkatan. Pertama, pengkajian
berdasarkan keputusan rumah tangga individual dan perusahaan. Dapat dikaji
interaksi rumah tangga individual dan perusahaan di pasar untuk barang dan jasa
tertentu. Kedua, dapat dikaji operasi perekonomian secara menyeluruh yang
merupakan kumpulan dari semua pengambil keputusan di semua pasar.
Perbedaan Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Adapun perbedaan antara Ekonomi Mikro dan Ekonomi
Makro dapat dibedakan dari tiga aspek yaitu sebagai berikut :
Aspek
|
Ekonomi
Mikro
|
Ekonomi
Makro
|
Harga
|
Harga
adalah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja)
|
Harga
adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
|
Unit
Analisis
|
Pembahasan
tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contoh : permintaan dan
penawaran, perilaku produsen, perilaku konsumen, pasar, penerimaan, biaya,
laba atau rugi perusahaan.
|
Pembahasan
tentang kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Contoh : pendapatan nasional,
pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi, dan kebijakan ekonomi.
|
Tujuan
Analisis
|
Lebih
menitik beratkan pada analisa tentang cara mengalokasikan sumber daya supaya
dapat dicapai kombinasi yang tepat.
|
Lebih
menitik beratkan pada analisa tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap
perekonomian secara menyeluruh.
|
Contoh Penerapan Konsep Ekonomi Mikro dan Ekonomi
Makro
Ekonomi Mikro
- Interaksi antara produsen dan
konsumen di pasar untuk mencapai kesepakatan harga.
- Kenaikan harga minyak di pasar
- Penurunan jumlah produksi padi.
- Penentuan harga jual beras.
- Penetapan harga keseimbangan
- Ekonomi Makro
- Kenaikan defisit anggaran
pemerintah.
- Pengangguran yang terus meningkat.
- Tingkat kemiskinan tinggi.
- Ketidakmerataan pembangunan di
setiap daerah.
- Ketidakmerataan distribusi
pendapatan masyarakat.
Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu,
dan anggota masyarakat tidak hanya tergantung pada peranan pasar melalui sektor
swasta. Peran pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan
penawaran pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan substitusi)
dengan pelaku ekonomi lainnya.
Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah
tangga pemerintah), memiliki fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi
sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi. Adapun penjelasannya sebagai
berikut :
- Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan.
- Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
- Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.
Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam
perekonomian, yaitu sebagai berikut:
Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi
akibat intervensi pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi dari
kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli dan
dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya pencemaran lingkungan.
Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan
aturan yang dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan
aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang melanggarnya.
Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak
dapat menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin efisiensi,
pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi pemerintah mutlak
diperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar.
Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu
istilah untuk menyebut kegagalan pasar dalam mencapai alokasi atau pembagian
sumber daya yang optimum. Hal ini khususnya dapat terjadi jika pasar didominasi
oleh para pemasok monopoli produksi atau konsumsi dan sebuah produk
mengakibatkan dampak sampingan (eksternalitas), seperti rusaknya ekosistem
lingkungan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, negara atau
pemerintah memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama yang
berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa. Barang dan jasa tersebut sangat
diperlukan masyarakat dan disebut sebagai kebutuhan publik. Kebutuhan publik
meliputi dua macam barang, yaitu barang dan jasa publik dan barang dan jasa
privat. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
Barang dan jasa publik adalah barang dan jasa yang
pemanfaatannya dapat dinikmati bersama. Contoh barang dan jasa publik yaitu
jalan raya, fasilitas kesehatan, pendidikan, transportasi, air minum, dan
penerangan. Dengan pertimbangan skala usaha dan efisiensi, negara melakukan
kegiatan ekonomi secara langsung sehingga masyarakat dapat lebih cepat dan
lebih murah dalam memanfaatkan barang dan jasa tersebut.
Barang dan jasa privat adalah barang dan jasa yang
diproduksi dan penggunaannya dapat dipisahkan dari penggunaan oleh orang lain.
Contoh : pembelian pakaian akan menyebabkan hak kepemilikan dan penggunaan
barang berpindah kepada orang yang membelinya. Barang ini umumnya diupayakan
sendiri oleh masing-masing orang.
Selain itu, peran penting pemerintah baik secara
langsung dan tidak langsung didalam di dalam kehidupan ekonomi adalah untuk
menghindari timbulnya eksternalitas, khususnya dampak sampingan bagi lingkungan
alam dan sosial. Pada umumnya sektor pasar (sektor swasta) tidak mampu
mengatasi dampak eksternalitas yang merugikan seperti pencemaran lingkungan
yang timbul karena persaingan antar lembaga ekonomi. Misalnya, sebuah pabrik
tekstil yang berada dalam pasar persaingan sempurna. Menurut standar industri
yang sehat, pabrik tersebut seharusnya membangun fasilitas pembuangan limbah.
Akan tetapi, mereka membuangnya kesungai. Jika pemerintah tidak mengambil
tindakan tegas, dengan memaksa pabrik tersebut membangun fasilitas pembuangan
limbah pabrik akan semakin banyak penduduk yang merasa dirugikan atas limbah atau
polusi yang diakibatkan adanya kegiatan dalam pabrik tersebut. Selain memberi
peringatan kepada tersebut, pemerintah juga mengenakan pajak polusi untuk
mendanai kerugian-kerugian yang lain.
Pada intinya, pemerintah ikut serta dalam kegiatan
perekonomian supaya menanggulangi kegagalan pasar sehingga tidak adanya
eksternalitas yang merugikan banyak pihak. Adapun bentuk dari peran pemerintah
yakni dengan melakukan intervensi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dibawah ini merupakan penjelasannya :
Intervensi Pemerintah dalam Perekonomian
Untuk mengatasi kegagalan pasar (market failure)
seperti kekakuan harga, monopoli, dan eksternalitas yang merugikan maka peran
pemerintah sangat diperlukan dalam perekonomian suatu negara. Peranan ini dapat
dilakukan dalam bentuk intervensi secara laungsung maupun tidak langsung.
Berikut adalah intervensi pemerintah secara langsung dan tidak langsung dalam
penentuan harga pasar untuk melindungi konsumen atau produsen melalui kebijakan
penetapan harga minimum (floor price) dan kebijakan penetapan harga
maksimum (ceiling price).
Intervensi Pemerintah secara Langsung
1. Penetapan Harga Minimum (floor price)
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang
dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk
produk dasar pertanian. Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang
terlalu rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak yang
membeli dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga yang mahal) yang
membeli produk tersebut diluar harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika
pada harga tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah akan membelinya melalui
BULOG (Badan Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar. Namun,
mekanisme penetapan harga seperti ini sering mendorong munculnya praktik pasar
gela, yaitu pasar yang pembentukan harganya di luar harga minimum. Untuk
mengetahui proses terbentuknya harga minimum, dapat dilihat pada Kurva 5.1
sebagai berikut :
2. Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)
Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran
Tertinggi (HET) yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk melindungi
konsumen. Kebijakan HET dilakukan oleh pemerintah jika harga pasar dianggap
terlalu tinggi diluar batas daya beli masyarakat (konsumen). Penjual tidak
diperbolehkan menetapkan harga diatas harga maksimum tersebut. Contoh penetapan
harga maksimum di Indonesia antara lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM,
dan tariff angkutan atau transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api
dan tarif taksi per kilometer. Seperti halnya penetapan harga minimum,
penetapan harga maksimum juga mendorong terjadinya pasar gelap.
Adapun proses Penetapan Harga Maksimum (ceiling
price:
b. Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung
1. Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah
dengan cara mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas.
Misalnya untuk melindungi produsen dalam negeri, pemerintah dapat meningkatkan
tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut menyebabkan konsumen
membeli produk dalam dalam negeri yang harganya relatif lebih murah.
Adapun proses penetapan pajak dapat di lihat sebagai
berikut :
Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur
tangan dalam pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi
biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang
kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang baru berkembang
untuk menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap produk-produk
impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian harga untuk
melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi.
Adapun proses dari pemberian subsidi dapat di lihat
sebagai berikut :
Masalah-Masalah yang Dihadapi Pemerintah di Bidang
Ekonomi
Permasalahan ekonomi tidak hanya meliputi
masalah-masalah mikro seperti kekakuan harga, monopoli, dan eksternalitas yang
memerlukan intervensi pemerintah. Permasalahan ekonomi juga terjadi dalam
lingkup ekonomi makro yang memerlukan kebijakan pemerintah. Dinegara-negara
sedang berkembang, pada umumnya terdapat tiga masalah besar pembangunan
ekonomi. Ketiga masalah tersebut berkaitan dengan kemiskinan, kesenjangan
ekonomi, dan pengangguran yang terus meningkat. Permasalahan ekonomi makro
Indonesia dalam membangun negara sebenarnya tidak hanya sebatas itu. Inflasi
yang tidak terkendali, ketergantungan terhadap impor dan utang luar negeri
merupakan masalah pemerintah dalam bidang ekonomi makro.
Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut :
1.
Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu keadaan ketidakmampuan yang
bersifat ekonomi (ekonomi lemah) jadi dimana seseorang tidak dapat memenuhi
kebutuhan pokok (kebutuhan primer) karena pendapatannya rendah. Kemiskinan
terjadi karena beberapa faktor. Karena rendahnya pendapatan yang menyebabkan
rendahnya daya beli. Selain itu karena rendahnya pendidikan masyarakat sehingga
masyarakat tidak mendapatkan hidup yang layak.
Untuk mengatasi kemiskinan yaitu dengan cara membatu
masayarakat pemerintah melakukan program ‘Program Inpres Desa Tertinggal’ atau
IDT, pemberian kredit untuk para petani dan pengasuh kecil berupa ‘Kredit Usaha
Kecil’ atau KUK, Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Program Kawasan Terpadu
(PKT), Program Gerakan Orang Tua Asuh (GN-OTA), Raskin, Bantuan Langsung Tunai
(BLT), serta program-program lainnya.
Kemiskinan merupakan masalah utama yang dihadapi
pemerintah. Memang sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya.
Namun kita semua juga haruslah ikut serta dalam upaya pengentasan kemiskinan
karena kita merupakan mahluk sosial yang beragama. Dimulai dari upaya kecil dan
nantinya akan melakukan perubahan besar.
Solusi atas masalah kemiskinan yang dapat kita
upayakan yaitu dengan dimulai dari diri sendiri, mulai detik ini, dan hingga
akhir nanti. Maksudnya kalian sebagai pelajar, belajarlah dengan tekun untuk
masa depan diri kalian sendiri serta nantinya akan berkembang potensi positif
kalian untuk berguna bagi masyarakat. Contohnya, jika kalian belajar dengan
tekun maka kalian membentuk diri sebagai pribadi yang intelektual serta
berakhlak mulia. Potensi positif tersebut dapat digunakan untuk memperoleh
pekerjaan yang layak sehingga pendapatan yang kalian dapatkan akan membuat
kalian jauh dari kemiskinan dan pendapatan tersebut dapat kalian sisihkan untuk
membantu sesama seperti membagikan sembako atau kebutuhan-kebutuhan lainnya,
berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, dan lain-lain.
2.
Masalah Keterbelakangan
Keterbelakangan merupakan suatu keadaan yang kurang
baik jika dibandingkan dengan keadaan lingkungan lainnya. Keterbelakangan dalam
hal ini maksudnya adalah ketertinggalan dengan negara lain di lihat dari
berbagai aspek serta berbagai bidang.
Dilihat dari penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK), Indonesia masih dikategorikan sebagai negara sedang berkembang. Ciri
lain dari negara sedang berkembang adalah rendahnya tingkat pendapatan dan
pemerataannya, rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan fasilitas umum/publik,
rendahnya tingkat disiplin masyarakat, rendahnya tingkat keterampilan penduduk,
rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal, dan rendahnya
produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya tingkat manajemen usaha.
Untuk mengatasi masalah keterbelakangan tersebut,
pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM dengan melakukan program
pendidikan seperti wajib belajar 9 tahun dan mengadakan
pelatihan-pelatihan seperti Balai Latihan Kerja (BLK). Selain itu, melakukan pertukaran
tenaga ahli, melakukan transfer teknologi dari negara-negara maju.
Masalah keterbelakangan merupakan masalah yang harus
kita atasi bersama. Karena kita merupakan subjek atau obejek dari permasalahan
ini. Upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan memiliki semangat ingin maju
sehingga kita memiliki hasrat untuk belajar dan belajar terus. Negara kita
belum dikategorikan sebagai negara maju. Kita sebagai masyarakatnya haruslah
membantu pemerintah untuk mengejar ketertinggalan dari segala bidang dengan
negara lain. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan IPTEK karena
merupakan kunci untuk mengatasi masalah keterbelakangan. Apa yang dapat
kalian lakukan untuk mengatasi keterbelakangan ? Kalian harus belajar
dengan tekun. Jika kalian pintar maka kalian dapat melakukan sesuatu yang
berguna seperti mengikuti olympiade mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan
lainnya yang akan mengangkat nama negara dimata dunia. Selain itu, kalian
semestinya menjaga pembangunan seperti fasilitas publik yang telah dilakukan
pemerintah. Jangan sampai merusaknya karena jika rusak maka akan membutuhkan
biaya untuk memperbaikinya. Selain itu, pembangunan yang dilakukan pemerintah
semestinya dipergunakan dengan baik jangan sampai diabaikan karena pembangunan
tersebut dibangun dengan menggunakan biaya yang tidak sedikit. Contohnya
seperti kebiasaan membuang sampah sembarangan, tindakan anarki seperti
kerusuhan, korupsi, mutu pendidikan rendah karena banyak peserta didik yang
kurang memenuhi standar nilai, pelanggaran lalu lintas, dan lain-lain sehingga
akan banyak hal yang dirugikan dan membutuhkan biaya untuk mengatasinya. Jadi
kita sebagai warga negara yang baik semestinya membantu pemerintah supaya
menjadi negara maju dengan menjadi warga negara yang tidak menjadi beban atau
merugikan negara serta menjadi warga negara yang produktik sehingga dapat
berguna bagi bangsa.
3.
Masalah Pengangguran dan
Keterbatasan Kesempatan Kerja
Pengangguran merupakan suatu kondisi kurang produktif
atau pasif sehingga kurang mampu menghasilkan sesuatu. Sedangkan keterbatasan
kesempatan kerja merupakan suatu keadaan kekurangan peluang untuk mendapatkan
pekerjaan karena tidak dapat masuk dalam kuota atau pekerjaan yang tersedia.
Masalah pengangguran dan keterbatasan kesempatan Kerja
saling berhubungan satu sama lainnya. Masalah pengangguran timbul karena adanya
ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini terjadi
karena Indonesia sedang mengalami masa transisi perubahan stuktur ekonomi dari negara
agraris menjadi negara industri.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka solusinya adalah
dengan melaksanakan program pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja
memiliki keahlian yang sesuai dengan lapangan yang tersedia, pembukaan
investasi-investasi baru, melakukan program padat karya, serta memberikan
penyuluhan dan informasi yang cepat mengenai lapangan pekerjaan.
Supaya kita tidak menjadi pengangguran karena
kurangnya kesempatan kerja maka kita dapat berupaya secara aktif sehingga
menjadi produktif yang pada akhirnya kita tidak ketergantungan pada pekerjaan
yang telah tersedia. Lebih baik kita menciptakan pekerjaan yakni berwirausaha
dari pada kita ketergantungan pada pekerjaan yang belum pasti kita akan
dapatkan. Kalaupun kita tidak dapat menciptakan pekerjaan maka kita harus
bersiap untuk bersaing dengan para pencari pekerja baik dari dalam negeri
maupun luar negeri. Untuk itu, kalian semestinya memanfaatkan kegiatan belajar
dengan baik untuk memupuk ilmu pengetahuan serta kepribadian yang baik supya
kita memiliki kompetensi atau kemampuan untuk bersaing dalam mendapatkan
pekerjaan. Dalam mendapatkan pekerjaan, yang perlu diperhatikan bukan nilai
dari pendidikan formal (sekolah,kuliah) dan non-formal (kursus
ketrampilan,kepribadian, serta pengalaman) saja yang dijadikan bahan
pertimbangan utama namun penerapan atau aplikasi dari ilmu pengetahuan yang
dimiliki. Artinya percuma jika nilai tinggi di ijazah tetapi setelah diuji
kembali tidak dapat membuktikannya. Maka kalian disaat ujian janganlah membiasakan
mencontek atau bekerja sama supaya mendapatkan nilai yang tinggi.
4.
Masalah Kekurangan Modal
Masalah kekurangan modal adalah salah satu ciri
penting bagi setiap negara yang memulai proses pembangunan. Kekurangan modal
tidak hanya mengahambat kecepatan pembangunan ekonomi yang dapat dilaksanakan
tetapi dapat menyebabkan kesulitan negara tersebut untuk lepas dari kemiskinan.
Pemerintah banyak melakukan program-program bantuan
modal salah satunya yakni PNPM MANDIRI. Selain pemerintah, badan usaha juga
membantu dalam masalah kekurangan modal seperti bank, koperasi, BUMN seperti
PLN dan lain-lain.
Untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan
melakukan program-program yang meningkatan kualitas SDM atau peningkatan
investasi menjadi lebih produktif. Kekurangan modal dapat diatasi secara bijak
dengan tidak meminjam kepada retenir. Lebih baik meminjam kepada koperasi
karena koperasi jasa yang dikenakan bersifat menurun dan kita akan mendapatkan
Sisa Hasil Usaha (SHU). Kalaupun dirasa tidak akan mampu mengembalikan pinjaman
maka semestinya kita berfikir kreatif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
5. Masalah Pemerataan Pendapatan
Pemerataan pendapatan bukan berarti pendapatan
masyarakat harus sama. Pemerataan pendapat supaya keadaan masyarakat semakin
membaik bukan semakinrendah. Pemerataan Pendapatan merupkan upaya untuk
membantu masyarakat yang ekonominya rendah supaya tidak jauh terpojok. Artinya
untuk menghindari dari adanya gap atau batas antara yang kaya dan yang
miskin. Jadi supaya yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin.
Ketidakmerataan pendapatan terjadi karena sebagian
besar pembangunan Indonesia terkonsentrasi hanya dikota-kota besar saja. Oleh
sebabitulah supaya pendapatan masyarakat merata, perlu perhatian pemerintah
yang didukung oleh masyarakat untuk bersama meningkatkan pelayanan kualitas
publik, meningkatkan kualitas SDM dan SDA supaya dapat mengatasi
ketidakmerataan pendapatan. Penerapan pajak bagi masyarakat yang berpenghasilan
tinggi lebih dicermati lagi untuk subsidi silang bagi masyarakat yang
ekonominya masih rendah.
Apa yang dapat kalian lakukan untuk membantu
pemerintah dalam masalah ini ? kalian semestinya memiliki sikap tenggang rasa
jangan sombong. Maksudnya jika kalian memiliki rezeki lebih, berbagilah dengan
lainnya. Jangan kalian sombong dengan harta yang dimiliki karena akan
mengakibatkan kecemburuan sosial. Kita semestinya membantu sesama baik dengan
uang, tenaga, dan pikiran supaya dapat meningkatkan pendapatannya (taraf
hidupnya.
- Inflasi
Inflasi atau kenaikan harga umum secara terus-menerus
dianggap berbahaya karena dapat menyebabkan dampak negtif seperti menurunkan
tingkat kesejahteraan rakyat, memburuknya distribusi pendapatan, dan mengganggu
stabilitas ekonomi.
Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya inflasi adalah sebagai berikut :
a. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa
b. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.
c. Kenaikan harga barang impor
d. Penambahan penawaran uang dengan cara
mencetak uang baru
e. Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah
terjadi di Indonesia tahun 1998. Akibatnya angka inflasi mencapai 58,5%.
Untuk mengatasi masalah inflasi salah satu caranya
yakni dengan operasi pasar untuk meninjau harga supaya harga tidak terlalu
tinggi dipasaran, memberikan subsidi untuk membantu masyarakat yang ekonominya
masih rendah, dan menurunkan pajak untuk meringankan beban produsen dan
konsumen.
- Ketergantungan terhadap Impor dan Utang Luar Negeri
Tingkat ketergantungan yang tinggi dari pemerintah dan
sektor swasta terhadap impor dan utang luar negeri merupakan masalah
pembangunan. Impor yang tinggi jelas akan mengurangi cadangan devisa negara.
Jika cadangan devisa berkurang, stabilitas ekonomi nasional akan lemah. Utang
luar negeri merupakan suatu masalah serius pemerintah. Jika suatu negara
memiliki utang luar negeri masalah yang muncul adalah menyangkut beban utang.
Semestinya pemerintah berupaya meningkatkan pertumbuhan ekspor supaya
cadangan devisa (pendapatan negara) menjadi bertambah serta mengurangi
kebiasaan utang. Lebih baik memanfaatkan sumber daya yang ada secara kreatif
tidak tergantung pada bantuan dari pihak luar.
Untuk mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi,
pemerintah menggunakan kebijakan-kebijakan tertentu. Secara garis besar,
terdapat tiga kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi makro. Kebijakan
tersebut adalah sebagai berikut :
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan
pemerintah sebagai pelaku sektor publik. Kebijakan fiskal dalam penerimaan
pemerintah dianggap sebagai suatu cara untuk mengatur mobilisasi dana domestik,
dengan instrumen utamanya perpajakan. Dinegara sedang berkembang seperti
Indonesia, kebijakan moneter dan kebijakan luar negeri belum berjalan seperti
yang diharapkan. Dengan demikian, peranan kebijakan fiskal dalam bidang
perekonomian menjadi semakin penting.
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang
digunakan pemerintah untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada
saat kondisi yang lebih baik. Caranya yaitu mengatur penerimaan dan pengeluaran
pemerintah.
Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pajak (T) dan
pengeluaran pemerintah (G). Kebijakan fiskal pemerintah dapat bersifat
ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan yang bersifat ekspansif dilakukan pada
saat perekonomian sedang menghadapi masalah pengangguran yang tinggi. Tindakan
yang dilakukan pemerintah adalah dengan memperbesar pengeluaran pemerintah
(misalnya menambah subsidi kepada rakyat kecil) atau mengurangi tingkat pajak. Adapun
kebijakan fiskal kontraktif adalah bentuk kebijakan fiskal yang dilakukan pada
saat perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh atau menghadapi inflasi.
Tindakan yang dilakukan adalah mengurangi pengeluaran pemerintah atau
memperbesar tingkat pajak.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang
digunakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, untuk mengendalikan atau
mengarahkan perekonomian pada kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan
mengatur jumlah uang yang beredar (JUB) dan tingkat suku bunga. Kebijakan
moneter tujuan utamanya adalah mengendalikan jumlah uang yang beredar (JUB).
Kebijakan moneter mempunyai tujuan yang sama dengan
kebijakan ekonomi pemerintah lainnya. Perbedaannya terletak pada instrumen
kebijakannya. Jika dalam kebijakan fiskal pemerintah mengendalikan penerimaan
dan pengeluaran pemerintah maka dalam kebijakan moneter Bank Sentral (Bank
Indonesia) mengendalikan jumlah uang yang bersedar (JUB).
Melalui kebijakan moneter, Bank Sentarl dapat
mempertahankan, menambah, atau mengurangi JUB untuk memacu pertumbuhan ekonomi
sekaligus mempertahankan kestabilan harga-harga. Berbeda dengan kebijakan
fiskal, kebijakan moneter memiliki selisih waktu (time lag) yang relatif
lebih singkat dalam hal pelaksanaannya. Hal ini terjadi karena Bank Sentral
tidak memerlukan izin dari DPR dan kabinet untuk melaksanakan
kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi dalam
perekonomian.
Kebijakan moneter memiliki tiga instrumen, yaitu
operasi pasar terbuka (open market operation), kebijakan tingkat suku
bunga (discount rate policy) dan rasio cadangan wajib (reserve
requirement ratio). Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Operasi pasar terbuka ( open
market operation )
Yaitu kebijakan pemerintah mengendalikan jumlah uang
yang bredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik
pemerintah. Di Indonesia operasi pasar terbuka dilakukan dengan menjual atau
membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).
- Fasilitas Diskonto ( Discount Rate )
Salah satu fasilitasnya yaitu adanya tingkat bunga
diskonto yang maksudnya adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas
bank-bank umun yang meminjam ke bank sentral.
Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang
beredar, maka pemerintah melakukan suatu cara yaitu menurunkan tingkat bunga
penjaman (tingkat diskonto). Dengan tingkat bunga pinjaman yang lebih murah,
maka keinginan bank-bank untuk meminjam uang dari bank sentral menjadi lebih
besar, sehingga jumlah uang yang beredar bertambah dan sebaliknya.
3. Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement Ratio )
Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah
jumlah uang yang beredar. Jka rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan
bank memberikan kredit akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Selain ketiga instrumen yang bersifat kuantitatif
tersebut, pemerintah dapat melakukan himbauan moral (moral suasion).
Misalnya untuk mengendalikan jumlah uang beredar (JUB) di masyarakat, Bank
Indonesia melalui Gubernur Bank Indonesia memberi saran supaya perbankan
mengurangi pemberian kredit ke masyarakat atau ke sektor-sektor tersebut.
Kebijakan moneter dapat bersifat ekspansif maupun
kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif dilakukan pemerintah jika ingin
menambah jumlah uang beredar di masyarakat atau yang lebih dikenal kebijakan
uang longgar (easy money policy). Sebaliknya, jika pemerintah ingin
mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat, kebijakan moneter yang ditempuh
adalah kebijakan moneter kontraktif atau yang lebih dikenal kebijakan uang
ketat (tight money policy). Selain itu dalam melaksanakan kebijakan
moneter, Bank Sentral dapat menggunakan tiga instrumen, yaitu operasi pasar
terbuka (open market operation), kebijakan tingkat suku bunga (discount
rate policy) dan rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio).
` Kebijakan
Perdagangan Luar Negeri
Kebijakan Perdagangan Luar Negeri merupakan salah satu
bagian kebijakan ekonomi makro. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri adalah
peraturan yang dibuat oleh pemerintah yang mempengaruhi struktur atau komposisi
dan arah transaksi perdagangan serta pembayaran internasional. Karena merupakan
salah satu bagian dari kebijakan ekonomi makro maka kebijakan perdagangan
internasional bekerja sama dengan baik dengan kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter.
Tujuan dari kebijakan perdagangan
luar negeri yaitu sebagai berikut :
- Melindungi
kepentingan nasional dari pengaruh negatif yang berasal dari luar negeri
seperti dampak inflasi di luar negeri terhadap inflasi di dalam negeri melalui
impor atau efek resesi ekonomi dunia (krisis global) pertumbuhan ekspor
Indonesia.
- Melindungi
industri nasional dari persaingan barang-barang impor.
- Menjaga
keseimbangan neraca pembayaran sekaligus menjamin persediaan valuta asing
(valas) yang cukup, terutama untuk kebutuhan impor dan pembayaran cicilan serta
bunga utang luar negeri.
- Menjaga tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil.
- Meningkatkan
kesempatan kerja.
Kebijakan perdagangan luar negeri terbagi menjadi dua
macam, yaitu :
- Kebijakan
Pengembangan atau Promosi Ekspor
Tujuan Kebijakan Pengembangan atau Promosi Ekspor
adalah untuk mendukung dan meningkatkan pertumbuhan ekspor. Tujuan
kebijakan ini dapat dicapai dengan berbagai kebijakan, antara lain kebijakan
perpajakan dalam berbagai bentuk, misalnya pembebasan atau keringanan pajak
ekspor dan penyediaan fasilitas khusus kredit perbankan bagi eksportir.
-
Kebijakan Proteksi atau Kebijakan Impor
Kebijakan Proteksi atau Kebijakan Impor bertujuan
untuk melindungi industry di dalam negeri dari persaingan barang-barang impor.
Kebijakan proteksi dapat diterapkan dengan berbagai instrumen, baik yang
berbentuk tarif maupun non tarif. Proteksi-proteksi yang dilakukan dengan tidak
menggunakan tarif disebut non-tariff barriers. Hambatan yang termasuk ke
dalam hambatan non-tarif, antara lain kuota, subsidi, diskriminasi harga,
larangan impor, premi, dan dumping.
Pada intinya, masalah-masalah dalam bidang ekonomi
yang dihadapi pemerintah bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi
kita sebagai warga negara yang baik semestinya ikut membantu dalam
mengatasinya. Banyak cara yang dapat diupayakan dimulai dengan melakukan
program-program serta kebijakan-kebijakan. Hal tersebut tidak akan berjalan
dengan baik tanpa kerja sama masyarakatnya. Untuk itu, masyarakat semsetinya
sudah dapat memposisikan dirinya untuk membantu supaya pembangunan yang
dilakukan pemerintah tersebut berjalan dengan baik dengan cara tidak menjadi
beban atau kendala bagi pemerintah.